Ketika kita mendengar burger Burger Pakan Ikan (BPI) untuk bawal merupakan pakan alternatif hasil fermentasi limbah makanan dan bahan pakan lain, murah dan mudah diracik. Harga pakan ikan yang selalu naik dan tak mengenal ‘turun harga’ kian menghimpit pembudidaya ikan, termasuk pada budidaya ikan bawal. Harga jual ikan air tawar ini di kolam Rp 10.000 sampaiRp 11.000 perkg, sementara harga pakan mencapai Rp 6.000/kg (protein 24%) - Rp 7.000/kg (protein 29%).
Beranjak dari kondisi tersebut, Prof Dr Ir Ali Agus DEA, pengajar Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan UGM (Universitas Gadjah Mada) yang juga kepala bagian Hewan Ternak KP4 UGM (Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian) mencoba meracik pakan ikan alternatif. Pakan ini telah beberapa waktu lalu dicobakannya pada ikan bawal dan lele. “Untuk pakan lele kurang bagus, badannya bisa panjang tapi tidak gemuk. Mungkin karena kadar proteinnya kurang tinggi untuk lele. Kemudian formula yang sama kami cobakan untuk bawal, ternyata berhasil,” ungkap peneliti yang sedang getol mengembangkan ‘burger’ pakan ternak dan ikan ini.Pembudidaya tak perlu repot membeli racikan ini kepada KP4 maupun Ali Agus. Pembudidaya bawal dapat membuat BPI secara mandiri karena proses dan peralatan yang dipakai sangat sederhana. “Cukup sediakan ember, sekop kecil untuk mencampur bahan, drum plastik dengan pengunci besi, bahan pakan, dan starter BPI. Jika ingin tahu secara detail, bisa mengikuti pelatihan di KP4 UGM,” tegasnya.
Memanfaatkan Limbah
Menurut Ali Agus, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan burger ikan ini memanfaatkan limbah industri dan pertanian seperti roti afkir, dedak padi, polard (dedak gandum), daun singkong/daun pepaya, dan tetes tebu (molases). Tepung ikan digunakan sebagai bahan pakan sumber protein. Premiks digunakan untuk memasok mineral dan vitamin.Namun setelah melalui fermentasi sederhana, limbah yang semula merupakan residu dari berbagai proses produksi itu layak dimanfaatkan sebagai pakan ikan alternatif atau setidaknya menjadi pakan selingan bagi ikan. Menurut Ali Agus, campuran bahan pakan yang aslinya hanya mengandung protein 20% setelah di fermentasi meningkat hingga di atas 25% bahkan mencapai 28%.Ali mengaku, produksi BPI ini tidak untuk diproduksi dalam skala besar/produksi massal karena rawan kendala. “Bahan baku berupa roti afkir di beberapa daerah sulit dicari. Saat kemarau daun pepaya juga sedikit langka,” tutur doktor alumni Universite de Rennes – Paris ini. Jalan keluarnya, roti afkir bisa diganti dengan tepung singkong/gaplek.
Proses Pembuatan
Secara ringkas Ali Agus menerangkan langkah-langkah untuk meramu BPI. Pertama, semua bahan berupa tepung dicampur di lantai dengan menyusunnya secara berlapis terlebih dahulu. Kedua, premiks dicampur dengan metode tersendiri supaya merata. Caranya, premiks diletakkan dalam ember kecil, kemudian dicampur sedikit demi sedikit dengan campuran tepung pertama. Setelah mencapai separuh ember, baru campuran ini di campurkan pada campuran pertama tadi.Ketiga, daun pepaya/singkong sebagai penyedia enzim alami di rajang halus. Roti afkir yang berupa roti basah harus disuwir-suwir(dipotong-potong)dengan tangan hingga kecil-kecil. Setelah itu campurkan dengan campuran tepung-tepungan di awal.Keempat, siapkan ‘saos burger pakan’ (starter probiotik fermentasi) sesuai label, encerkan bersama molases dengan air secukupnya. Setelah itu disiramkan pada campuran sambil diaduk hingga merata. “Volume air diperkirakan akan menghasilkan campuran dengan kadar air/moisture 35%. Ciri-cirinya kalau campuran digenggam akan meninggalkan bekas air pada telapak tangan namun tidak sampai basah,” urai Ali Agus.Campuran ini, kata Ali, difermentasi dalam drum plastik selama minimal 3 hari. “Kalau prosesnya bersih, 3 hari campuran sudah hancur dan berbau wangi. Kalau disimpan dalam kondisi tertutup rapat, BPI bisa bertahan hingga 3 bulan,” paparnya. BPI yang berbentuk tepung ini pun bisa dibuat menjadi pelet. “Sebaiknya sebelum di pelet BPI dicampur minyak ikan agar teksturnya bagus dan bisa mengapung,” saran Ali. Semoga bermanfaat!
Sumber: Trobos