Walaupun gurami biasanya hidup di air yang tenang dan tidak
membutuhkan air yang terlalu jernih, namun tidaklah luput dari segala penyakit
ataupun hama penganggu yang lainnya. Kematian yang disebabkan oleh jamur putih
membuat pembudidaya Gurami mengalami kendala yang besar.
Feri, salah seorang pemilik penangkaran bibit ikan gurami di
UD di Medan, mengatakan, jamur putih merupakan musuh utama ikan gurami utamanya
ketika usia ikan masih muda.
“Jika dalam pemeliharaan menemukan ikan gurami yang sisiknya
terdapat bintik atau semacam kapur, sebaiknya ikan tersebut segera dipisahkan
dari lainnya. Kalau tidak, dalam waktu singkat ikan lainnya akan mengalami hal
serupa,” katanya sambil menunjukkan contoh ikan yang mati mengapung, Minggu
(10/2).
Memang kata dia, awalnya ikan tampak biasa, tapi
lama-kelamaan ikan tersebut akan lemas, mengapung kemudian mati secara
perlahan. Menurutnya, dalam memeliharan ikan gurami, yang paling penting adalah
menjaga kebersihan air dengan melakukan penggantian air kolam secara berkala
misalnya seminggu atau dua minggu sekali tergantung kebutuhan.
“Di sini biarpun tidak melakukan pembesaran ikan tapi secara
rutin kami melakukan pembersihan kolam, kami menjaga agar tidak ada penyakitataupun jamur yang muncul,” katanya.
Pengalamannya selama merawat bibit ikan gurami, dua tahun
yang lalu ia pernah mengalami kerugian hingga jutaan rupiah hanya gara-gara
kekurang telitian dalam melakukan perawatan bibit yang baru datang dari Padang.
Beberapa ekor dari bibit ikan tersebut terserang jamur namun
tidak dipisahkan dari ikan yang masih sehat. “Tak sampai seminggu, ribuan bibit
ikan saya mati. Pengalaman itu, membuat saya lebih telaten dalam merawat bibit
ikan gurami,” akunya.
Dikatakannya, jamur putih hingga kini tetap muncul namun
masih bisa dikendalikan sehingga ikan-ikan yang sehat terselamatkan. Jika
menemukan beberapa ekor ikan terserang jamur putih, ia langsung memberinya obat
OTC. Obat tersebut berupa bubuk halus berwarna kuning.
Selain untuk menyembuhkan ikan yang terkena jamur putih,
obat tersebut juga dapat ditaburkan ke dalam kolam yang ikannyaa masih sehat
sebagai pencegah munculnya jamur.
Dikatakannya setelah kolam ditaburinya dengan obat tersebut,
ikan yang tadinya lemas karena jamur berangsur pulih dan bintik putih di
sisiknya menghilang. “Yang namanya bisnis, kita harus bisa belajar dari
pengalaman. Jangan sampai terulang lagi,” tambahnya.
Ribuan bibit ikan air tawar yang dikembangkannya dibuat
dalam kolam. Sekitar 10 kolam ukuran 2×3 meter hampir seluruhnya berisi air
yang didalamnya terdapat bibit ikan mulai dari ikan emas, ikan nila, dan ikanlele, yang dibuat secara terpisah. Sementara bibit ikan gurami berada di kolam
paling belakang.
Dikatakannya, sampai saat ini dirinya masih memesan bibit
dari luar karena belum berkeinginan untuk melakukan pembibitan sendiri.
Menurutnya mendatangkan bibit dari luar masih cukup menguntugkan sehingga untuk
membibitkan sendiri belum menjadi pilihan yang harus dilakukan, minimal untuk
saat ini.
Karena bibit ikan tersebut didatangkan dari luar daerah, mau
tak mau ia dengan beberapa saudara dan rekannya sangat menjaga bibit ikan yang
dijualnya tersebut tidak terserang penyakit ataupun jamur putih sehingga
pelanggannya tidak kecewa setelah mengambil bibit dari kolamnya.
Sumber : Medan Bisnis, Budidaya ikan