Budidaya Lele Dengan Sistem Bioflok Hasilnya Bisa 10 Kali Lipat
By antOK - July 08, 2017
Budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dinilai sangat menguntungkan. Hal ini karena sistem bioflok bisa menghasilkan lele hingga mencapai 10 kali lipat dibandingkan budidaya lele konvensional yang biasa dilakukan.
Budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dilakukan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya lele tersebut menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan lele itu sendiri.
Pertumbuhan mikroorganisme dipicu dengan cara memberikan kultur bakteri nonpathogen (probiotik) berupa minyak dari tepung ikan yang difermentasi dan molase (tetes tebu) ke dalam kolam. Setelah beberapa hari dan muncul jentik-jentik mikroorganisme baru ditebarlah benih ikan lele ukuran sekitar 7-10 cm.
Jika keasaman kolam meningkat dinetralisir dengan garam dan kapur karena pada sistem ini air yang berkualitas diutamakan. Dalam waktu 45 hari, lele yang sudah berbobot enam-sembilan ekor per kg tersebut siap panen.
Sistem bioflok ini mampu mendongkrak produktivitas karena dalam kolam yang sempit dan waktu yang relatif singkat dapat diproduksi ikan lele yang berlipat kali lebih banyak, sehingga biaya produksi berkurang dibandingkan dengan budidaya secara konvensional.
Bila harga lele Rp 18-20 ribu per kg pembudidaya lele sudah untung besar.
Anda tertarik? Pada postingan berikutanya saya akan sampaikan mengenai cara budidaya ikan lele dengan sistem bioflok.
Budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dilakukan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya lele tersebut menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan lele itu sendiri.
Pertumbuhan mikroorganisme dipicu dengan cara memberikan kultur bakteri nonpathogen (probiotik) berupa minyak dari tepung ikan yang difermentasi dan molase (tetes tebu) ke dalam kolam. Setelah beberapa hari dan muncul jentik-jentik mikroorganisme baru ditebarlah benih ikan lele ukuran sekitar 7-10 cm.
Jika keasaman kolam meningkat dinetralisir dengan garam dan kapur karena pada sistem ini air yang berkualitas diutamakan. Dalam waktu 45 hari, lele yang sudah berbobot enam-sembilan ekor per kg tersebut siap panen.
Sistem bioflok ini mampu mendongkrak produktivitas karena dalam kolam yang sempit dan waktu yang relatif singkat dapat diproduksi ikan lele yang berlipat kali lebih banyak, sehingga biaya produksi berkurang dibandingkan dengan budidaya secara konvensional.
Bila harga lele Rp 18-20 ribu per kg pembudidaya lele sudah untung besar.
Anda tertarik? Pada postingan berikutanya saya akan sampaikan mengenai cara budidaya ikan lele dengan sistem bioflok.
Apabila kolam biasa satu meter kubik biasa diisi 60 ekor lele, di kolam bioflok dengan ukuran yang sama bisa diisi 600 lele. Pada budidaya lele dengan sistem bioflok tidak memerlukan lahan kolam yang luas.
Karena kolam buatan dari bahan terpal yang menggunakan rangka bambu atau besi. Kualitas air dan sirkulasi oksigen ditingkatkan dengan menggunakan mesin airator.
Karena kolam buatan dari bahan terpal yang menggunakan rangka bambu atau besi. Kualitas air dan sirkulasi oksigen ditingkatkan dengan menggunakan mesin airator.
gambar: youtube.com
|
Bagi Anda yang sedang mencari Pelayanan Jual Ikan Budi Daya Lele yang MURAH, Pengiriman Packing rapi dan pelayanan Ramah. Bisa datang ke kantor pusat kami di Jl. Imogiri Jl. Imogiri Tim. No.KM. 9 RT 03, Pandes I, Wonokromo, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55791. Kontak kami Telepon/SMS/WhatsApp (WA) 0822 8887 1611
Semoga Bermanfaat
Sumber: republika.co.id