Layanan Budi Daya Ikan Jogja Terbaik I Benih Ikan dan Konsumsi
  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Layanan Budi Daya Ikan Terbaik Yogyakarta

Alhamdulillah, semakin banyak yang percaya dengan Pelayanan budi daya ikan Antok Farm.

Bandingkan ketepatan, kecepatan, harga dan fitur layanan Antok Farm dengan jasa Jual Benih lainnya. Tim kami telah membandingkan dengan yang lain dan Budi Daya Benih Antok Farm adalah yang termantap dalam kualitas dan Harga yang murah. Paling direkomendasikan untuk Pemberdayaan, dinikmati, diedarkan, dibagikan dan disebarluaskan.

Antok Farm menyediakan benih ikan antara lain :

1. Telur/Larva Ikan Gurami

2. Benih Ikan Gurami

3. Benih Ikan Lele (Masamo, Sangkuriang, Paiton)

4. Benih Ikan Nila (Gesit, Monosex)

5. Benih Ikan Patin

6. Benih Ikan Bawal

7. Benih Ikan Mas

8. Benih Ikan Graskap/Grass Carp

9. Benih Ikan Tawes

10. Benih Belut

11. Dan Benih Ikan Lainnya


Untuk harga Benih Ikan silahkan melihat gambar brosur harga di bawah ini.

Benih Ikan Gurami

Tetap Berdaya di Masa Tua, dengan Budidaya Ikan Gurami

By antOK - September 17, 2016

Ketika seseorang memasuki masa pensiun, bahkan masa menjelang pensiun, momok yang muncul dirasakan kebanyakan orang adalah suatu masa yang menjenuhkan. Apalagi yang sudah terbiasa sibuk, dilayani, dan memegang jabatan bisa-bia mengalami post power syndrome. Namun bila masa pensiun kita siapkan jauh sebelum masa pensiun hal tersebut mungkin tidak terjadi. Persiapan mental dengan ikhlas, dan mempersiapkan kegiatan apa yang akan dilakukan setelah pensiun juga penting. Salah satunya mengisi kegiatan di masa tua dengan menjalankan hobi yang menghasilkan. Salah satunya adalah membudidayakan ikan gurami. Budidaya ikan bisa menjadi pilihan mengisi waktu tua agar tetap produktif dan berdaya. Berikut saya ceritakan kisah Bapak Arif Setiadi (52 tahun) yang menekuni budidaya ikan gurami.

Sebagian besar mungkin berpikir bahwa usia tua adalah masa untuk pensiun, masa untuk istirahat, dan mengundurkan diri dari kesibukan duniawi. Namun tidak untuk Arif Setiadi (52 tahun). Di usianya yang bisa dikatakan tak lagi muda, pria yang pernah berkelana di negeri Kanguru, Australia, ini memilih mengisi waktunya dengan melakukan budidaya ikan koi dan gurame.
Di kediamannya, Karang Talun, Kalidawir, Tulungagung, Arif memiliki 4 buah kolam. Masing-masing ber ukuran 10 x 20 m, 12 x 22 m, dan 12 x 24 m. Kolam paling besar diisi bibit ikan gurame ukuran silet sebanyak 3.000 ekor. Artinya, padat tebar ikan rata-rata 10 ekor per meter persegi.

Nilai ekonomis

Dengan waktu pembesaran satu tahun, jumlah pakan standar yang dibutuhkan untuk setiap 1.000 ekor ikan gurame, sejak tebar hingga panen, sebanyak 30 sak. Saat wawancara dilakukan, harga pakan per sak isi 30 kg Rp 278.000. Artinya, untuk 3.000 ekor gurame yang dibesarkan Arief, total jenderal biaya pakan yang dibutuhkan sebesar Rp 25.020.000.
Selain biaya pakan, ongkos produksi mencakup biaya benih. Harga benih gurame ukuran silet saat wawancara dilakukan adalah Rp 1.200 per ekor. Total biaya untuk 3.000 ekor benih yaitu Rp 3.600.000. Ongkos listrik diperkirakan sebesar 1.200.000 per satu siklus. Adapun biaya tenaga kerja tidak ada karena pekerjaan ditangani sendiri. Jadi total biaya produksi yang diperlukan sebesar Rp 28.620.000.
Lalu, berapa keuntungan yang diraup Arief dalam kurun waktu satu tahun?
Dalam setahun, bobot ikan gurame yang dipanen rata-rata 500 gram per ekor atau sekilo isi 2 ekor. Jika survival rate sebesar 80%, Arief memanen gurame sebanyak 2.400 ekor. Artinya, bobot panen total sebesar 1.200 kg atau 1,2 ton. Jika harga berat basah sebesar Rp 32.000 per kilogram, Arief mengantongi hasil panen kotor sebesar Rp 38.400.000. Dikurangi ongkos produksi sebesar Rp 28.620.000, ungtung bersih yang masuk kantongnya sebesar Rp 9.780.000. Jika bisa menekan angka kematian, untung yang diperoleh bisa lebih besar.
“Tingkat kematian tergantung musim. Jika cuaca ekstrim atau sangat panas, gurame sering mengalami luka pada kulit dan sirip. Seperti terbakar. Dari 2.000 ekor bibit yang ditebar, jumlah panen bisa hanya 200 ekor,” beber Arief.
Ditanya soal solusi mengatasinya, Arief menyarankan agar mengisi air kolam setiap sore menjelang maghrib dan menghindari pengisian air sejak pagi hingga sore. Menurutnya, mengisi air saat cuaca panas sama seperti merebus ikan. “Selain itu, ikan harus beradaptasi terlebih dulu dengan air baru. Ikan menjadi stres,” tambahnya.
Selain menjaga kesehatan ikan dan lingkungan budidaya, Arief juga berupaya menekan pengeluaran pakan dengan pemberian pakan berupa dedaunan seperti kangkung, talas, dan daun singkong. “Selain murah, daun kangkung mudah diperoleh karena banyak petani kangkung di daerah saya. Untuk kangkung, harga bandrol Rp 70.000 untuk setiap satu kwintal atau 100 kilogram,” ungkapnya.
Tak patah arang
Setiap usaha tentu memiliki risiko. Sebagaimana bisnis lainnya, di balik keuntungan, ada risiko kerugian yang perlu disadari. Begitu pula dengan usaha pembesaran gurami yang dilakukan Arief. Ia sempat menderita kerugian yang besar saat pertama kali terjun.
“Ketika itu saya masih pemula, masih awam. Permasalahannya karena bibit ikan yang jelek dan harga jual yang sangat rendah,” kenangnya. Kala itu, panen gurame Arief hanya seharga Rp 18.000 per kilogram. “Padahal harga pakannya saja sudah Rp 270.000 per sak,” tambahnya.
Kerugian ini diperparah dengan kondisi bibit yang jelek. Bibit gurame tidak berkembang dengan baik. “Bayangkan, dalam setahun pemeliharaan, berat per kilo berisi 7 ekor ikan. Ikan centet atau kerdil. Ukurannya hanya sebesar 3 jari orang dewasa,” ungkapnya.
Seiiring berjalannya waktu, ia memahami cara memilih bibit yang baik. Bibit gurame yang berpotensi kerdil ditandai dengan mata yang menonjol. Selain itu, siripnya tampak rapat. “Jika datang langsung ke pembenih, kita bisa memilih langsung benih yang kita anggap berpotensi tumbuh dengan baik. Tapi jika sibuk, terpaksa memesan via telepon, kita terpaksa pasrah dan percaya saja,” akunya.

Meskipun pernah gagal, Arief tidak patah arang. Menurutnya, rezeki sudah ada yang mengatur. Untuk menyiasati waktu pemeliharaan ikan gurame yang cukup lama, Arief menyiasati pemasukan dengan budidaya ikan koi. “Budidaya ikan koi bagus, harganya relatif tinggi dan dijual satuan. Paling tinggi, ikan bisa dijual dengan harga Rp 35.000 per ekor, tergantung grade,” terangnya. Selain itu, waktu pemeliharaan ikan koi jauh lebih singkat. Dijualnya pun bisa dalam beragam ukuran, tergantung permintaan.
Dengan budidaya dua jenis ikan ini, Arief bisa terus mengisi pundi-pundi keluarga. Sejauh ini, penjualan kedua komiditas budidaya ikan air tawar itu mudah diserap pasar. Bakul ikan datang langsung ke tempatnya.
“Sebagai usaha untuk mengisi waktu tua, usaha budidaya pembesaran gurame cukup menjanjikan. Hanya saja memang dibutuhkan modal besar dan kesabaran karena masa pemeliharaannya relatif lama, yaitu satu tahun, tergantung ukuran pada awal penebaran,” pungkasnya. 

Semoga Bermnafaat!


Sumber: infoakuakultur.com

  • 0 Comments
  • Share:
Budidaya Benih Ikan

Potensi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar

By antOK - July 15, 2016
jual bibit ikan tawar
Usaha budidaya ikan air tawar semakin hari semakin menggiurkan. Menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap.
Mengapa demikian, karena produksi perikanan tangkap akan mengalami penurunan akibat overfishing. Ikan di laut semakin sulit didapatkan. Bahkan bila tidak ada perubahan model produksi, para peneliti meramalkan pada tahun 2048 tak ada lagi ikan untuk ditangkap.
Dengan kata lain mungkin tidak akan ada lagi menu seafood di piring kita! Oleh karena itu diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan air tawar sebagai subtitusi ikan laut. Sehingga kita bisa memberikan ruang kepada biota laut untuk berkembang biak.

Tingkat konsumsi ikan

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar potensial untuk produk perikanan. Apalagi fakta saat ini menunjukkan konsumsi ikan perkapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara berkembang lainnya.
Kalau kita menilik laporan KKP pada tahun 2011, konsumsi ikan masyarakat Indonesia hanya berada diangka 31,5 kg per tahun. Coba bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 55,4 kg per tahun! Kabar baiknya, pertumbuhan rata-rata konsumsi ikan di Indonesia cukup tinggi 5,04 persen per tahun. Jauh diatas Malaysia yang hanya 1,26 persen per tahun.
Dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia, kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan semakin tinggi. Ditambah lagi dengan adanya program Gemar Makan Ikan yang dikampanyekan KKP, angka konsumsi akan terus bergerak naik.

Budidaya ikan air tawar

Dari sisi produksi, pada tahun 2011 produksi perikanan nasional mencapai 12,39 juta ton. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap sebanyak 5,41 juta ton dan produksi perikanan budidaya 6,98 juta ton.
Dari total produksi perikanan budidaya, jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan angka hingga 1,1 juta ton. Sisanya adalah budidaya tambak air payau, budidaya di laut, budidaya dalam keramba dan budidaya jaring apung.
Kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar cukup pesat yaitu berkisar 11 persen setiap tahun. Hal ini menujukkan ada gairah besar di masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar. Tentunya pertumbuhan produksi ini mengacu pada permintaan pasar yang terus meningkat.
Lebih dari 70 persen produksi ikan air tawar diserap oleh pasar dalam negeri. Pulau Jawa menjadi penyerap terbesar mengingat jumlah penduduknya yang padat. Apabila dilihat dari potensinya, kebutuhan untuk pulau Jawa saja masih akan terus berkembang. Mengingat konsumsi per kapita ikan di Jawa masih di bawah konsumsi per kapita di luar Jawa.

Jenis paling populer

Produksi budidaya ikan air tawar dalam kolam didominasi oleh ikan mas, lele, patin, nila dan gurame. Lima jenis ikan tersebut menyumbang lebih dari 80 persen dari total produksi. Berikut sekilas profil ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia.

a. Ikan mas

Ikan mas (Cyprinus carpio) dipercaya datang ke Indonesia dari Eropa dan Tiongkok. Ikan ini berkembang menjadi ikan budidaya paling penting. Pada tahun 1860-an masyarakat di Ciamis, Jawa Barat, telah mempraktekkan pemijahan ikan mas dengan penggunakan kakaban ijuk. Praktek seperti ini masih diadopsi para peternak ikan hingga saat ini.
Ikan mas cocok dikembangkan di lingkungan tropis seperti Indonesia. Suhu ideal bagi pertumbuhannya antara 23-30 derajat celcius. Ikan ini bisa dibudidayakan dalam kolam tanah, kolam air deras dan jaring terapung. Secara total proses budidaya hingga ukuran siap konsumsi memerlukan waktu 4-5 bulan.

b. Ikan lele

Ikan lele (Clarias sp.) merupakan jenis ikan air tawar yang cukup populer. Ikan ini disukai karena dagingnya lunak, durinya sedikit dan harganya murah. Peternak pun menyukai ikan ini karena perawatannya mudah dan cepat besar. Jenis ikan lele cukup banyak. Namun hanya terdapat tiga jenis yang umum dibudidayakan di Indonesia.
Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang efesien untuk dibudidayakan. Rasio pakan menjadi daging ikan lele bisa mencapai 1:1. Artinya setiap pemberian pakan sebanyak 1 kg akan dihasilkan 1 kg peretambahan berat lele. Untuk mengetahui lebih detail mengenai cara budidayanya, silahkan baca panduan lengkap budidaya ikan lele.
c. Ikan patin
Di Indonesia terdapat 14 spesies ikan patin, namun yang dibudidayakan secara luas adalah patin asal Thailand yaitu Pangasius hypothalamus. Saat ini kebutuhan ikan patin budidaya terus meningkat. Bahkan, Indonesia masih mendatangkan ikan patin dari Vietnam untuk konsumsi dalam negeri.
Patin bisa dibesarkan dengan kepadatan 20-30 ekor per meter kubik. Tidak ada patokan ukuran ikan patin siap konsumsi. Sangat tergantung selera pasar masing-masing daerah. Biasanya para pembudidaya membesarkan ikan patin selama 6 bulan. Khusus untuk pasar ekspor ukurannya lebih besar lagi.

d. Ikan nila

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang mudah dipelihara dan gangguan penyakitnya tidak begitu banyak. Pembibitan nila cukup mudah. Dari sepasang indukan bisa dihasilkan 250-1000 butir telur. Waktu persiapan dari telur hingga menjadi benih berukuran 5-8 cm diperlukan waktu 60 hari.
Nila merupakan jenis ikan air tawar yang pertumbuhannya cepat. Jenis nila unggul pertumbuhannya bisa mencapai 4,1 gram per hari. Pertumbuhan ikan jantan lebih pesat dibanding ikan betina. Dibutuhkan waktu 4-6 bulan untuk membesarkan ikan nila hingga ukuran siap konsumsi. Untuk bacaan lebih lanjut silahkan lihat panduan dasar budidaya ikan nila.
e. Ikan gurame
Di negara lain, Ikan gurame (Osphronemus goramy) biasanya dipelihara dalam akuarium sebagai ikan hias. Namun di Asia Tenggara dan Asia Tengah, ikan ini merupakan ikan konsumsi yang disukai.
Di daerah Cianjur, Jawa Barat ikan gurame biasa dibesarkan sampai ukuran 3-4 kg. Mereka membudidayakannya di kolam-kolam pekarangan. Namun proses pembesaran seperti itu tidak ekonomis kalau dilakukan secara intensif. Pada umumnya ikan gurame dibesarkan hingga ukuran 0,5-1 kg per ekor.

Semoga Bermanfaat!!

sumber: www.alamtani.com
  • 0 Comments
  • Share:
Benih Ikan Lele

Teknologi Ternak Lele yang Bisa Membuat Panen 8 Kali Lipat

By antOK - February 07, 2016

Kali ini saya ingin berbagi mengenai budidaya lele yang saya ambil dari majalah trubus. Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Hewan pemakan ‘lumpur’ ini merupakan makanan favorit msyarakat dengan protein yg cukup tinggi. Berbagai upaya teknologi ternak lele dikembangkan untuk menggenjot produksi lele. Dengan naiknya produksi ikan lele, sukses petani ikan lele pun di depan mata.

Kolam 1 m3 mampu menghasilkan 250 kg lele, lazimnya hanya 31 kg. Panen lele kini meningkat 800%. Sekilas tidak ada yang spesial di empat kolam semen yang saling berhadapan itu. Pengelola membudidayakan lele di kolam milik Sekolah Tinggi Perikanan (STP), Serang, Provinsi Banten, itu.
Yang istimewa sebuah kolam berukuran 2 m x 1,5 m x 0,7 m itu berpopulasi 5.000 lele. Artinya rata-rata populasi 2.380 ikan per 1 m3. “Lazimnya peternak hanya mengisi 300 lele per m3,” kata Margono SSTPi, penanggung jawab pembenihan di kampus itu.
Margono menebar bibit berukuran 9—10 cm. Alasannya daya adaptasi tinggi dan lebih seragam sehingga tidak perlu penyortiran ukuran. Mereka menggunakan lele sangkuriang hasil pembenihan sendiri. Pemberian pakan dengan pelet dua kali sehari sampai kenyang. Pemberian pakan secepat mungkin agar tersebar merata ke semua lele. Food Convertion Ratio (FCR) atau rasio konversi pakan mencapai 0,9—1.
Artinya untuk menghasilkan 1 kg daging diperlukan 0,9—1 kg pakan. Survival rate atau tingkat kelulusan hidup mencapai 80%. Lama pemeliharaan 3 bulan. Panen dilakukan sekali per 2 pekan saat 1 kg lele berisi 8 ekor. “Hasil panen berkisar antara 450—500 kg per kolam,” kata Margono. Panen terakhir pada Juli 2015 menghasilkan 468 kg lele. Hasil panen dijual ke beberapa pengepul dari Serang dan sekitarnya.

Teknologi Ternak Lele: Panen besar

Saat itu Margono menjual ikan anggota famili Clariidae itu Rp19.500 per kg. Ia mengutip laba Rp8.000 per kg sehingga labanya Rp3,7-juta per kolam. Total jenderal Margono meraup Rp29,9-juta dari 8 kolam. Bandingkan dengan omzet peternak konvensional yang menebar 300 ekor per m3. Dengan sintasan 90% peternak hanya menuai 62 kg dalam periode sama. Artinya produksi lele di kolam Margono 700% lebih tinggi.
Produksi meningkat karena populasi lele superpadat. Padahal, kebanyakan peternak enggan membudidayakan lele dengan kepadatan tinggi karena berpotensi mati. Kepala Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan (BAPPL), Sekolah Tinggi Perikanan, Sinung Rahardjo APi MSi, mengatakan kematian tinggi karena kandungan oksigen dalam air rendah sehingga tercipta kondisi anaerob.
Dampaknya dekomposisi bahan organik menimbulkan senyawa beracun seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida. Senyawa itu lebih cepat terserap insang daripada oksigen sehingga menyebabkan ikan mati. Meski padat tebar tinggi, Clarias sp. di kolam milik BAPPL hidup nyaman. Survival rate alias tingkat kelulusan hidup mencapai 80%. Apa rahasia lele hidup tenteram di kolam kecil tapi bisa panen besar?
“Kami menggunakan teknologi Catfish Farming in Recirculation System Tank (C-First) atau budidaya lele dengan sistem resirkulasi,” kata Sinung. Kandungan oksigen dengan sistem resirkulasi menjadi lebih baik karena adanya aliran air sepanjang waktu sehingga kondisi menjadi aerob. Dampaknya nitrifikasi alias perubahan amonia menjadi nitrit dan nitrit menjadi nitrat berlangsung dengan baik.
Oleh karena itu senyawa beracun penyebab kematian ikan tidak terbentuk. Dengan cara itu lele dengan padat tebar tinggi hidup nyaman. Itu sejalan dengan penelitian Nainna Anjanni Ade Lestari, Rara Diantari, dan Eko Efendi. Para periset dari Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung itu yang mengungkapkan kandungan fosfat menurun karena penggunaan filter mekanik berupa arang dan zeolit.
Hasil riset yang termaktub dalam e-Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan 2015 itu menunjukkan arang paling banyak menyerap fosfat sebanyak 0,02675 mg per liter. Sementara zeolit menurunkan fosfat 0,021 mg per liter. Konsenstrasi fosfat yang tinggi dalam perairan mempengaruhi metabolisme ikan dan bisa menyebabkan kematian.

Teknologi Ternak Lele: Filter biologis

Kepala BAPPL sebelumnya, Dr TB Haeru Rahayu MSc, yang mempopulerkan istilah C-First 250. Angka 250 mengacu pada hasil panen 250 kg per m3. Penelitian terkait C-First dilakukan sejak 2004. Sistem itu lahir berkaitan dengan isu budidaya yang berkelanjutan. Prinsipnya mengefisiensikan penggunaan energi dan meminimalisir limbah.
Peneliti lele dari Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI), Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Bambang Iswanto SPi MP, mengatakan sistem resirkulasi pada budidaya lele tergolong baru di Indonesia. Bambang sudah mengunjungi beberapa sentra lele seperti Bogor (Jawa Barat), Boyolali (Jawa Tengah), dan Tulungagung (Jawa Timur) dan belum menemukan peternak yang menggunakan sistem itu. “Mungkin ini baru yang kali pertama,” kata pria berumur 36 tahun itu.
Resirkulasi pada pembenihan lazim dilakukan para peternak ikan di Belanda. Bambang pernah memperoleh informasi pembesaran ikan di beberapa negera di Afrika menggunakan sistem resirkulasi. Sayang, informasi yang ia dapat kurang mendetail sehingga tidak diketahui pasti sistem resirkulasi yang digunakan.
Dengan C-First air di kolam itu disirkulasi sepanjang waktu. Margono mengandalkan pompa 125 watt untuk mengalirkan air. Jika listrik padam, ia memanfaatkan genset. Dari kolam air mengalir melewati talang berdiameter 10 cm menuju filter mekanik. Partikel kasar dalam air tersaring di dalam filter mekanik yang berisi susunan papan kayu. Selanjutnya air masuk ke bak pengendapan tempat partikel halus terperangkap.
Setelah itu air dipompa ke atas melewati filter biologis yang berisi bola-bola hitam alias bioball. Di dalam filter biologis itulah terjadi proses nitrifikasi. Terakhir air masuk ke bak kontrol yang selanjutnya mengalirkan air ke masing-masing kolam. Setiap pekan petugas membersihkan filter mekanik untuk menghilangkan kotoran sehingga dapat berfungsi maksimal.
  • Air dalam kolam keluar melalui pipa 2 inci.
  • Selanjutnya air mengalir melewati talang berdiameter 10 cm.
  • Air masuk ke filter mekanik. Sisa pakan dan kotoran berukuran besar terperangkap.
  • Air masuk ke bak pengendapan tempat partikel halus tersaring.
  • Air melewati filter biologis berisi bioball.
  • Air dari filter biologi masuk ke bak kontrol.
  • Air bersih mengalir melalui pipa ke masing-masing kolam.

Teknologi Ternak Lele: Serba hemat

Menurut Bambang sistem resirkulasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan sistem itu yakni hemat air dan berproduksi banyak karena padat tebar tinggi. Kelemahan sistem ini antara lain mengandalkan listrik agar pompa bekerja mengalirkan air. Lebih lanjut Bambang mengatakan teknik resirkulasi memungkinkan diadopsi peternak lain.
“Sistem itu pilihan lain bagi peternak. Sebab tiap daerah punya cara tersendiri membudidayakan lele,” kata pria kelahiran Malang, Jawa Timur, itu. Sinung menuturkan C-First dapat dilakukan pada daerah yang pasokan airnya terbatas. Sistem ini juga hemat tempat sehingga dapat dilakukan di perkotaan. Yang istimewa produktivitas C-First tinggi. “Pengelolaan kolam juga mudah,” kata Margono.
Menurut Sinung sistem resirkulasi konsep lama. Masyarakat tidak tertarik membuat sistem itu karena biayanya mahal. Margono mengatakan kolam resirkulasi di Serang menghabiskan Rp60-juta. Apalagi sistem itu sangat mengandalkan listrik sebagai penggerak pompa. Solusinya pembuatan kolam C-First bisa dilakukan oleh kelompok pembudidaya sehingga biaya lebih ringan.
Ditulis oleh Riefza Vebriansyah (Majalah Trubus)
Sumber: beritabroadcast.web.id
  • 2 Comments
  • Share:
Benih Ikan Berkualitas

Rugi Jika Anda Tidak Menyukai Ikan Lele

By antok Farm - October 12, 2015

Banyak manfaat yang terkandung dalam ikan lele dari sisi kandungan gizinya serta porsi yang tepat untuk kesehatan tubuh, jadi ikan lele sudah tidaklah asing lagi bagi kalangan masyarakat luas.salah satu menu masakan ikanlele yang paling dikenal di Indonesia adalah pecel lele, dalam penyajiannya ikan lele digoreng ataupun dibakar serta dilengkapi dengan sayur dan sambal.

Kandungan Gizi :

Dalam alodokter.com ikan lele merupakan jenis ikan yang banyak dibudidayakan untuk kepentingan konsumsi. Tak hanya di Asia, ikan lele ini dikonsumsi di Negara-negara Afrika, Eropa dan Amerika Timur. Meski kualitas dan rasa lele dari berbagai Negara berbeda, tetapi banyaknya kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tiap 100 gram mengandung energy 229 kilokalori. Protein 18 gram, karbohidrat sekitar 8 gram, serat 0,7 gram dan lemak 13 gram. Vitamin yang terkandung dalam ikan lele yakni vitamin C, vitamin A, vitamin B kompleks, serta kalsium, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan zinc. Ikan lele juga kaya kandungan vitamin D.

Pakan khusus yang diberikan oleh pengembang ikan lele mengandung merkuri lebih sedikit dan dari peternak juga mengandung sedikit asam amino 3 tapi asam amino 6 lebih tinggi. Konsumis asam lemak ini diduga mampu mengurangi resiko kangker jenis tertentu, peradangan seperti rheumatoid artritis, mengurangi tingkat tekanan darah, bahkan menjaga kesehatan mental.Kemudian penelitian yang dilakukan mengungkapkan bahwa asam omega 6 dapat mempengaruhi proses pembekuan darah dan rentan terhadap proses oksidasi. Omega 6 meningkatkan resiko penggumpalan darah, penyakit radang usus besar dan kanker.

Porsi konsumsi :

Protein yang terkandung dalam ikan mendukung kesehatan jantung, tetapi haruslah cermat menghindari ikan terutama pada bayi, anak-anak, serta wanita hamil, dan pilihlah yang paling sedikit mengandung merkuri, baik dari ingkungan maupun industri. Merkuri yang berlebihan beriakibat buruk, seperti gangguan perkembangan pada anak, penyakit kordiovaskular dan bahkan kehilangan ingatan pada orang dewasa.Pembatasan konsumsi ikan lele dapat menekan resikonya dan dapat diambil manfaatnya dari ikan lele. Selain itu variasi asupan ikan dari jenis ikan lain seperti salmon dan tuna. Disarankan minimal dua kali dalam seminggu untuk konsumsi ikan. Agar tidak kehilangan manfaat ikan lele maka cara memasaknya dengan cara dibakar atau dipanggang dan pilihlah saus yang rendah kalori.

sumber : jabar.tribunnews

 

  • 0 Comments
  • Share:
Benih Ikan Berkualitas

Sukses Budidaya Ikan Lele Sangkuriang yang beromzet ratusan juta perbulan

By antok Farm - July 22, 2015

Usaha budidaya ikan lele ini terbilang sangatlah berani dan tidak takut gagal hanya bermodal pengetahuan tentang budidaya ikan lele dan modal yang terbilang mini yakni Rp 1,5 juta mengantarkan Fauzan Hangriawan sukses menjadi pengusaha lele sangkuriang di Jakarta. Bisnis yang dikembangkannya berhasil meraup omzet ratusan juta perbulan.

Pria kelahiran Pontianak 26 tahun silam ini memang doyan berbisnis sejak masih remaja. Ketika duduk di bangku SMP di Lampung, Fauzan kerap membantu orang tuanya berjualan kelapa dan beras. Lalu, sejak SMA, dia memberanikan diri membuka bisnis sendiri. Mulai dari berjualan sepatu, kuliner, hingga usaha percetakan, dilakoninya.

Meski bisnis itu tidak pernah bertahan lama, Fauzan tidak kapok mencoba. Pada 2009, pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Jakarta, ini kembali mencoba bisnis baru yang belum pernah digeluti sebelumnya, yakni membudidayakan lele. "Pengetahuannya saya tentang budidaya lele sangat terbatas waktu itu. Tapi, saya bertekad mencobanya," ceritanya.
Dengan modal tersebut, dia membelanjakan 1.000 bibit lele dumbo, pakan lele dan terpal untuk pembuatan kolam di belakang rumah. Lantaran, belum tahu banyak soal budidaya lele, tingkat kematian lele sangat besar. Ketika itu, hanya 40% bibit lele yang mampu bertahan. Meski begitu, selang tiga bulan, Fauzan berhasil menikmati hasil panen pertamanya sebanyak 40 kg lele. Melihat hasil yang cukup menggiurkan, Fauzan memutuskan untuk serius menggeluti budidaya lele sangkuriang. Tak heran, dia belajar lebih mendalam soal budidayalele.
Kata Fauzan, kala itu, lele sangkuriang merupakan varietas yang unggul. Bahkan, hasil riset pemerintah yang ia baca menyebutkan, masa panen jenis lele ini lebih cepat, yakni hanya dua bulan. Daya tahan terhadap penyakit dan perubahan suhu pun lebih baik dibandingkan jenis lain, seperti lele dumbo.
Fauzan tidak sendiri mengembangkan bisnis lele sangkuriang. Selain mempekerjakan delapan karyawan, dia juga bermitra dengan 30 petani binaan di Jakarta dan Bogor melalui sistem kolam plasma. "Saya mendampingi mereka, sehingga hasil panen bisa maksimal, ujarnya.

Kini, dalam sebulan, Sylva Farm bisa memproduksi 600.000 ekor bibit lele.  Tak hanya itu, saban hari, Fauzan juga memproduksi 3- 4 kuintal lele berukuran siap konsumsi seharga Rp 17.000 per kilogram. Sehingga saban bulan, dia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 200 juta. Pelanggannya tak hanya tersebar di wilayah Indonesia, tapi juga dari Bangladesh dan Malaysia.
sumber : tribunnews

  • 0 Comments
  • Share:
Benih Ikan Bawal

Video Alat Penghitung Benih Ikan dari IPB

By antOK - May 30, 2015

Fry Counter atau alat penghitung benih ikan merupakan inovasi dalam dunia Perikanan yang dirancang oleh Prof. Dr. Indra Jaya, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Instrumen ini didesain untuk penghitungan ikan secara otomatis. Keunggulan alat ini adalah dapat menghitung jumlah ikan dengan cepat dibandingkan dengan metode manual, dan efisien dari sisi kebutuhan tenaga kerja, sehingga dapat menghasilkan profit (keuntungan) bagi pengusaha benih ikan.





Inovasi ini sangat membantu pengusaha benih ikan  seperti kami. Selain menghemat tenaga dan waktu, hal ini juga mengurangi risiko kematian benih ikan karena terlalu lama dalam proses penghitungan.Penghitung ikan ini juga meningkatkan kepercayaaan pembeli benih ikan tentang penghitungan ikan.Terima kasih IPB, semoga bermanfaat!


Sumber: greentv.ipb.ac.id










  • 0 Comments
  • Share:
Benih Ikan Berkualitas

Pendapatan Budidaya Ikan Patin Hingga Ratusan Miliaran Rupiah

By antok Farm - March 15, 2015

Tingkat produksi budidaya ikan patin hingga tahun 2014 di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan selatan mencapai 70.000 ton per tahunnya. Dilihat dari bisnis ikan patin tersebut telah memberikan kontribusi pendapatan masyarakat hingga Rp 200 miliar dengan asumsi harga per kilogram rata-rata Rp 18 ribu rupiah.

Melihat potensi ini Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menggelontorkan berbagai program bantuan untuk wilayah minapolitan mencapai Rp3,3 miliar. Kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Hulu Sungai Utara, HM Suriani, di Amuntai. Menurut Suriani, wajar jika miliaran rupiah digelontorkan pemerintah pusat untuk mengembangkan budidaya ikan patin ini karena kontribusi pendapatan yang sangat besar di wilayah tersebut.

Dana bantuan pusat dipergunakan untuk pembuatan floating keramba, jala ikan (net), keramba ikan, kolam rawa mesin penyedot lumpur, mesin pengolah pakan ikan dan benih ikan, menurut Suriani. Selain itu, lanjut dia juga digunakan bagi, pembuatan keramba jaring apung percontohan, bantuan bibit dan pakan ikan, biaya pertemuan kelompok dan pembuatan RPJM.

Selain bantuan pusat, kata dia, petani pembudidaya ikan patin di kawasan Minapolitan seperti Kecamatan Haur Gading dan kawasan penopang (hinterland) di dua kecamatan, yakni Kecamatan Amuntai Tengah dan Banjang juga mendapat pinjamaan Kredit dari Bank Rakyat Indonesia yang nilainya sudah mencapai Rp7,8 miliar.Jadi jika pengelolaan budidaya ikan patin  dengan baik akan menghasilkan keuntungan yang besar, dengan didukung kontribusi masyarakat dan pemerintah setempat.


Sumber : republika
  • 0 Comments
  • Share:
antok Farm

Membuat Ikan Koi Cantik dan Sehat

By antok Farm - March 08, 2015

Pemeliharaan ikan koi tidak jauh beda dengan ikan laiinya, ikan koi dasarnya adalah ikan mas biasa. Tetapi ikan koi sebagai ikan hasil kawin silang, koi tidak memiliki ketahanan tubuh sebagaimana induknya. Ikan koi dipelihara bukan sekedar hanya untuk pembesaran saja, tetapi untuk dilihat keindahannya.

Ada tiga hal dasar yang membuat ikan koi itu cantik dan sehat :

- Kualitas air. Sehat tidaknya air antara lain ditentukan oleh tingkat Ph, suhu, zat besi, dan amoniak. Ph ideal antara 7-8 atau Ph netral. Jika Ph-nya terlalu tinggi alias terlalu basa maka warna hitam akan semakin jelas. Bayangkan saja jika tiba-tiba di sisik kohaku; kita muncul noda hitam. Zat besi yang terkandung dalam air kolam juga tidak boleh terlalu tinggi. Itu akan membuat warna koi kesayangan kita kusam. Suhu ideal air kolam adalah 24 derajat celcius. Karena itu, pastikan kolam selalu terkena sinar matahari.Pergantian air secara rutin sangat dianjurkan untuk menetralkan kadar amoniak dari kotoran ikan. Setiap hari kira-kira 10 persen dari jumlah air kolam sebaiknya diganti. Pergantian ini tak akan merepotkan jika kolam kita sudah dilengkapi sistem pengatur air. Perbandingan volume air dengan besar dan jumlah ikan yang ideal juga perlu diperhatikan.

- Makanan. Ada banyak jenis makanan koi yang ada di pasaran, baik lokal maupun impor. Makanan impor banyak digunakan para pecinta koi yang disesuaikan dengan jenis ikan koi tersebut. Tetapi jika kita memiliki waktu luang, makanan koi bisa diracik sendiri dengan nilai gizi yang tinggi. Makanan tersebut biasanya terdiri dari tiga macam : wheatgerm, spirulina, dan daily. Wheatgerm digunakan untuk pertumbuhan ikan sekaligus menajamkan warna putih. Spirulina untuk memcerahkan warna merah dan hitam, sedangkan daily untuk kebutuhan rutin harian. Untuk mendapatkan hasil maksimal sebaiknya pemberian makanan diatur. Jangan sampai kita memberikan makanan spirulina selama berapa bulan berturut-turut. Warna koi akan rusak dan berubah kuning. Salah satu pilihan pola pengaturan dalam satu minggu adalah tiga hari untuk spirulina, tiga hari untuk wheatgerm, satu hari untuk daily. Pemberian makanan lebih sering dengan porsi kecil jauh lebih baik karena usus koi pendek.

- Pemilihan bibit. Bibit ikan koi yang paling baik tentu saja yang asli dari Jepang. Sekarang ini sudah banyak toko dan peternakan koi yang menjual bibit impor. Apalagi sebagian dari mereka sudah berhasil menyilangkan dengan koi lokal. Kualitasnya pun tidak kalah dengan koi impor





Sumber : republika
  • 0 Comments
  • Share:
Benih Ikan Berkualitas

Peternak Lele Yang Untung 10 Juta / Hari

By antok Farm - February 14, 2015

Pasar ikan di Indonesia yang masih tergolong besar, membuat para pembudidaya ikan lele menjadi lebih tekun untuk mendapatkan laba yang besar. Seperti dialami Kelompok Pembudi Daya IkanLele Kersa Mulia Bakti, yang menerima permintaan harian sampai 6 ton.

Seorang pembudidaya ikan lele warga Cirebon, Jawa Barat, Suganda mengaku dengan budidaya ikan lele Ia bisa menghasilkan keuntungan yang sangat lumayan besar, bisa menghasilkan ratusan juta pertahuan. “Karena dalam satu hari hasil panen bisa mencapai 4-5 ton perhari atau dengan keuntungan bersih sekitar Rp 10 juta, bila harga satu kilogram lele sebesar Rp 12 ribu per kg,” katanya di tempat kolam budidaya Kelompok Kersa Mulia Bakti di Cirebon.

Atas keuntungan tersebut, ia bisa membayar premi asuransi sebesar Rp15 juta per bulan karena membudidayakan ikan lele. Menurut pria berusia 43 tahun ini, bisnis budi daya lele yang dijalaninya sejak 15 tahun lalu membuahkan hasil yang lebih dari lumayan sehingga mampu membayar premi sebesar itu.Sebelum budidaya lele Suganda pernah membudidayakan ikan emas, namun gagal karena kesulitan mencari pakan dan banyak yang terkena wabah sehingga sering gagal panen. Setelah gagal barulah Ia pindah ke budidaya lele.

Awalnya ia hanya sendirian dalam budidaya ikan lele, tetapi karena perkembangannya yang bagus sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Kesuksesan ini pun ia tularkan ke para pembudi daya yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan Lele Kersa Mulia Bakti yang beralamatkan di Desa Kertasura Blok 3, Jalan Sunan Gunungjati, Kapetakan, Cirebon.

Saat ini jumlah anggota kelompok pembudidaya lele Kersa Mulia sebanyak 29 orang. Dari 29 anggota yang juga menuai sukses, 95% sudah mempunyai asuransi. Menurut Suganda itu wajar karena omzet harian kelompok bisa mencapai Rp39 juta. Satu peternak bisa memperoleh untung bersih Rp6 juta hingga Rp10 juta per hari.

“Dulu usaha budidaya lele belum ada yang berminat. Saya saja sendirian. Lalu lima tahun kemudian muncul yang ikut dan dari yang hanya puluhan kolam, sekarang sudah ada 400 kolam di lahan seluas 35 hektare,” ungkap Suganda.

Diceritakan, 400 kolam dalam sehari bisa panen sekitar 4-5 ton dan dibeli oleh pelanggan yang berasal dari Jakarta, Bandung, dan Tegal. Namun Suganda me­ngatakan sering kali pihaknya justru tidak bisa memenuhi kebutuhan pelanggan. Permintaan rata-rata dalam satu hari sebenarnya bisa mencapai 6 ton.

“Untuk bisa tingkatkan produksi, tentu harus ada tambahan kolam. Nah, masalahnya adalah ketersediaan lahan. Warga sekitar biasanya hanya kalau butuh uang banyak saja baru mau jual tanah,” kata Suganda.

Sementara jika mencari lahan di luar Kabupaten Cirebon, Suganda mengatakan ia dan para rekannya harus memastikan kondisi lingkungan.

“Maksudnya kalau misalnya budidaya di Semarang, masyarakat di sana belum tentu cocok. Selain itu juga pertimbangannya soal keamanan,” tandasnya.

 (Sumber : InfoPublik, budidaya-ikan)


  • 0 Comments
  • Share:
antok Farm

Keunggulan Ikan Nila

By antOK - January 23, 2015

Kali ini kami akan membahas keunggulan Ikan Nila atau Ikan Munjaer. Ikan Nila merupakan jenis ikan air tawar yang dikenal sebagai Ikan Konsumsi. Ikan ini bisa tumbuh dan besar hingga mencapai bobot 1 kg. Dagingnya gurih dan kandungan proteinnya tinggi. Sebagaimana kita tahu kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi dan hampir sama dengan ikan air laut, sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah cukup. Tingginya kandungan protein dan vitamin membuat ikan yang mudah dibudidayakan ini sangat membantu pertumbuhan anak-anak balita. Anda barangkali sudah memperoleh penjelasan dari banyak-banyak penyuluhan tentang kualitas hidup, bahwa kandungan protein yang tinggi dapat membantu pertumbuhan otak dan tubuh kita.



Dibandingkan dengan negara-negara lain, konsumsi ikan per kapita per tahun di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, yaitu 19,14 kg. Hal ini sangat disayangkan, terutama mengingat betapa besar peranan gizi ikan bagi kesehatan. 
Untuk mengatasi masalah rendahnya konsumsi ikan laut akibat harganya yang relatif mahal, perlu upaya pengembangan budidaya ikan air tawar, terutama disseminasi (penyebaran informasi tentang mengenalkan budidaya ikan air tawar).
Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan datang.
Ikan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu ikan air laut, air tawar, dan air payau atau tambak. Ikan yang hidup di air tawar dan air laut sangat banyak, pembedaannya hanya dibedakan menjadi golongan yang dapat dikonsumsi dan golongan  ikan hias.
Lingkungan hidup ikan air tawar adalah sungai, danau, kolam, sawah, atau rawa. Jenis ikan air tawar yang umum dikonsumsi adalah sidat, belut, gurame, lele, mas, nila merah, tawes, karper, nilem, tambakan, sepat siam, mujair, gabus, toman, betok, jambal, dan jelawat.Berikut kami sampaikan keunggulan Ikan Nila:
  1. Ikan ini sebagai ikan konsumsi, harganya lebih murah dibandingkan ikan lainnya.
  2. Ikan ini dapat dipelihara di pekarangan, dengan kolam tanah, kolam terpal ataupun kolam tangki.
  3. reproduksi ikan nila mudah dan pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan ikan lainnya.
  4. jenis ikan ini, bersih. Karena menyukai air hangat, mengalir dan bersih. Berbeda dengan ikan lele.
  5. waktu pemeliharaan yang pendek.
Dari keunggulan-keunggulan tersebut, ikan nila lebih cocok untuk dibudidayakan di areal pekarangan sebagai Penyedia Protein Keluarga.
Bibit atau benih Ikan Nila dapat diperoleh dari 2 (dua) cara, diantaranya dari Ikan Kecil yang bisa didapat dari Penjual Bibit. Biasanya ukuran panjang ikan kecil ini antara 2 s.d. 6 cm. Harganya beragam. Larva akan lebih murah dan bisa banyak sekali. Biasanya penyedia larva Ikan Nila menjual minimal 1 box sebanyak 50 ribu s.d. 100 ribu.


Sumber: herdinbisnis
  • 0 Comments
  • Share:
Benih Ikan Berkualitas

Manfaat Pohon Pepaya Membuat Ph Air Stabil

By antok Farm - January 02, 2015

Memasuki musim hujan perlu kita waspadai ketika sedang memelihara ikan lele atau ketika membudidayakan ikan lele di kolam terbuka. Pada musim hujan tiba dan air kolam bercampur dengan air hujan, maka Ph air kolam dapat berubah dan tidak stabil sehingga membuat ikan lele mudah terserang penyakit.

Pemanfaatan pohon pepaya baik dari daun, batang hingga buahnya dapat digunakan untuk menstabilkan Ph air kolam ikan lele dengan cara memasukkan ke dalam kolam tersebut. Pohon pepaya tidak hanya sebagai penstabil Ph air kolam ikan lele, namun juga dapat berfungsi sebagai obat alami bagi ikanlele pada musim penghujan, biasanya pohon pepaya yang kita masukan dalam kolam lele akan ditumbuhi oleh lumut dan lumut tersebut akan dimakan oleh ikanlele yang tanpa disadari sudah mengandung obat herbal.

Cara lain untuk mengantisipasi turunnya Ph air kolam ikanlele bisa juga kita dapat menggunakan garam ikan atau bonggol pisang, yang diperhatikan jangan sampai menambah bonggol pisang, pohon pepaya, maupun garam ikan hingga terlalu banyak karena dosis yang berlebihan akan menimbulkan efek buruk

sumber: bibit ikan, tribun.
  • 0 Comments
  • Share:
Benih Ikan Berkualitas

Budidaya Ikan Lele Menjanjikan

By antok Farm - October 22, 2014

Peluang bisnis budidaya ikan lele saat ini banyak diminati oleh masyarakat luas, alasan utamanya adalah karena merupakan salah satu bisnis yang menguntungkan. Anda yang masih bingung menentukan untuk berbisnis bisa mencoba untuk memulai bisnis budidaya ikan lele ini.

Banyaknya keunggulan budidaya ikan lele dari pada ikan air tawar lainnya, salah satunya lele dapat dipasarkan dalam waktu 3 bulan saja. Lele juga merupakan salah satu komoditas yang mendukung ketahanan pangan dan gizi nasional. "Saat ini lele juga sudah diekspor dalam bentuk fillet," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto. 

Slamet juga mengatakan bahwa budidaya ikan lele baik dari segi usaha untuk budidaya maupun segi ikan lele itu memiliki banyak kelebihan. Dari segi usaha budidaya, lele dapat di budidayakan dengan mudah, modal yang sedikit juga dengan lahan yang sempit seperti pekarangan rumah.

Olahan dalam berbagai jenis masakan membuat lele menjadi sumber protein yang murah. Serta limbah yang dihasilkan dai olahan lele dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai kerupuk dan abon.

Budidaya ikan lele, saat ini dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan lain oleh nelayan pada saat musim paceklik. "Seperti yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan Kabupaten Gianyar, Bali. Nelayan melakukan usaha budidaya lele untuk menambah pendapatan selama nelayan tersebut tidak melaut," ujar Slamet. (Handoyo)


sumber : tribunnews
  • 0 Comments
  • Share:
Older
Stories

VIDEO PROFIL ANTOK FARM

BUKU TAMU

SPONSOR

SPONSOR
SyifaBrand, Inc. @ 2018. Powered by Blogger.

Created with by BeautyTemplates.

Back to top